Konjungsi Penerang: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Konjungsi penerang

Istilah konjungsi penerang mungkin belum akrab untuk sebagian orang, namun bagi yang memiliki ketertarikan dalam dunia tulis-menulis dan ingin memahami lebih dalam mengenai struktur pada kalimat, perlu mengetahui apa itu konjungsi penerang, fungsinya dalam tata bahasa, jeni-jenisnya, hingga bagaimana pengaplikasiannya dalam sebuah kalimat. 

Semua pembahasan mengenai konjungsi penerang akan diulas secara lebih detail dalam informasi berikut ini!

Apa itu Konjungsi Penerang

konjungsi penerang merupakan sebuah kata hubung yang secara fungsional berguna untuk memperjelas dan menerangkan maksud dari suatu peristiwa dalam satu kalimat tertentu. 

Konjungsi penerang umumnya digunakan dalam penulisan kalimat langsung yang diubah menjadi kalimat tidak langsung. Jenis kata hubung yang satu ini juga umum digunakan sebagai konjungsi dalam penulisan teks, seperti teks eksposisi dan eksplanasi.

Fungsi utama konjungsi penerang adalah untuk menghubungkan dan menyatukan berbagai elemen dalam kalimat atau sehingga kalimat dapat membentuk hubungan logis satu sama lain.
Fungsi khususnya adalah untuk menjelaskan atau memberikan penjelasan lebih lanjut tentang topik yang dibahas dalam kalimat.

Jenis Konjungsi Penerang Beserta Contohnya

Konjungsi penerang memiliki beberapa jenis yang bisa dibedakan berdasarkan fungsi atau kegunaan kalimaya. Dan berikut adalah beberapa diantaranya!

1. Konjungsi Aditif

Konjungsi aditif biasanya dipakai untuk menghubungkan dua unsur gramatikal yang sejenis atau memiliki kesamaan. Contoh dari konjungsi aditif adalah “dan”, “serta,” dan “lagipula”.

Contoh kalimat dengan konjungsi aditif: “Amira sangat membeli buah dan beras di pasar”. 

2. Konjungsi Disjungtif

Konjungsi disjungtif umumnya digunakan untuk menghubungkan dua unsur kalimat yang berlawanan atau memiliki pilihan yang berbeda. Contoh kata-kata dalam konjungsi disjungtif adalah “atau”,”maupun”, dan “entah”.

Contoh kalimat dengan konjungsi disjungtif: “Di cafe dekat rumah kamu bisa makan kue maupun kentang goreng”.

3. Konjungsi Pertentangan

Konjungsi pertentangan merupakan kata hubung yang dipakai untuk menunjukkan perbedaan atau pertentangan antara dua kalimat yang saling terhubung, contohnya adalah kata “sebaliknya”, “sedangkan,” “tetapi”, dan “sementara itu.” 

Contoh konjungsi pertentangan dalam sebuah kalimat adalah: “Dika berbakat di bidang olahraga, sedangkan Adiputra lebih unggul di bidang akademik”.

4. Konjungsi Final

Selanjutnya adalah konjungsi final, konjungsi ini dipakai untuk menghubungkan dua unsur yang memiliki tujuan atau maksud tertentu. Contoh kata dari konjungsi final ini adalah “supaya”, “untuk”, dan “agar”.

Contoh kalimat dengan konjungsi final misalnya: “Lina harus mengurangi konsumsi gula, agar terbebas dari kemungkinan penyakit diabetes”.

5. Konjungsi Waktu

Konjungsi waktu biasanya digunakan untuk menghubungkan kalimat yang memiliki unsur keterangan waktu.

Contoh kalimat dengan konjungsi waktu adalah: “Ibu pergi ke pasar, pagi sekali selepas sholat subuh”.

6. Konjungsi Sebab

Konjungsi sebab digunakan untuk menghubungkan kalimat yang menjelaskan alasan atau sebab suatu kejadian.
Contoh kata hubung dalam konjungsi sebab adalah “karena”, “sebab”, “karena itu”, dan “sebab itu”.

Contoh konjungsi sebab dalam sebuah kalimat misalnya: “Risa tidak datang ke pesta ulang tahun Winda karena sedang sakit”. 

7. Konjungsi Syarat

Konjungsi syarat umumnya digunakan untuk menghubungkan kalimat yang memiliki unsur syarat. Contoh konjungsi syarat meliputi “jika”, “asalkan”, “kalau”, dan “apabila”.

Contoh konjungsi syarat dalam sebuah kalimat misalnya: “Kamu akan lulus ujian, jika rajin belajar dan latihan”.

8. Konjungsi Akibat

Konjungsi akibat adalah kata yang menghubungkan dua kalimat yang memiliki hubungan akibat. Contoh kata-kata dalam konjungsi akibat adalah “akibatnya” dan “sehingga.”

Contoh konjungsi akibat misalnya adalah: “Luna rajin belajar sehingga Ia mendapatkan peringkat pertama”.

9. Konjungsi Perbandingan

Konjungsi perbandingan adalah  konjungsi yang berguna untuk menghubungkan dua kalimat yang menerangkan perbandingan antara dua hal. Kata hubung dalam konjungsi perbandingan misalnya “bagaikan”, “seperti”, “ibarat”, dan “seumpama”.

Contoh konjungsi perbandingan dalam sebuah kalimat misalnya, “Matanya indah seperti bola pimpong”.

10. Konjungsi Tak Bersyarat

Konjungsi tak bersyarat umumnya menghubungkan dua kalimat yang tidak memiliki syarat. Contohnya adalah “biarpun”, “meskipun”, dan “walaupun”.

Contoh konjungsi tak bersyarat misalnya, “Meskipun gelap, jalan tersebut masih bisa dilalui”.

Nah, itu dia informasi lengkap tentang apa itu konjungsi penerang, fungsinya dalam tata bahasa, jeni-jenisnya, hingga bagaimana pengaplikasiannya dalam sebuah kalimat. Semoga ulasan di atas bisa bermanfaat!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *